Bila
celik, juga bila mimpi.
Aku
nampak kau, tapi bukan aku yang disisi.
Dia
ukir senyummu dengan izin dan permisi.
Sentuhan
katanya semua kau iakan,
Gundahnya
kau prihatinkan dan sibukkan.
Aku
redha walau tidak ku damba,
Walau
hampa semuanya dah dijangka.
Malam
ini aku disini,
Menanti
sesuatu yang tak pernah pasti.
Mengapa
sunyi menyelubungi hati?
Ibarat
angin gelap seolah mengerti.
Penat
ku sorok kitab hati, biar bicara terus mati,
Tapi
telah terungkai segala isi,
Belum
sempat ungkap disusun rapi,
Kini
kata akal telah mati.
Apa
bisa aku lakukan dengan hati rapuh,
Andai
segala sukar kutempuh?
Matahari
tak pernah wujud, tapi bulan tidak.
Gelap
biar luas, terang tetap mendongak.
Biar
aku sendiri, menyelami, memahami,
Syahdu
yang sunyi.