Tuesday 18 December 2012

Syahdu yang Sunyi


Bila celik, juga bila mimpi.
Aku nampak kau, tapi bukan aku yang disisi.
Dia ukir senyummu dengan izin dan permisi.

Sentuhan katanya semua kau iakan,
Gundahnya kau prihatinkan dan sibukkan.
Aku redha walau tidak ku damba,
Walau hampa semuanya dah dijangka.

Malam ini aku disini,
Menanti sesuatu yang tak pernah pasti.
Mengapa sunyi menyelubungi hati?
Ibarat angin gelap seolah mengerti.

Penat ku sorok kitab hati, biar bicara terus mati,
Tapi telah terungkai segala isi,
Belum sempat ungkap disusun rapi,
Kini kata akal telah mati.

Apa bisa aku lakukan dengan hati rapuh,
Andai segala sukar kutempuh?

Matahari tak pernah wujud, tapi bulan tidak.
Gelap biar luas, terang tetap mendongak.
Biar aku sendiri, menyelami, memahami,

Syahdu yang sunyi.